Berbagai perkembangan dan kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak pada bidang ekonomi dan bisnis. Ada banyak terminologi yang berkembang dalam bidang ekonomi sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi. Muncullah istilah-istilah baru dalam bidang ekonomi seperti ekonomi informasi, ekonomi baru, ekonomi digital, ekonomi pengetahuan, ekonomi internet, dan ekonomi jaringan. Semua merupakan istilah yang muncul merujuk kepada dampak dari teknologi informasi dalam bidang ekonomi.
Ekonomi digital secara spesifik merujuk kepada perubahan secara menyeluruh dari semua sektor ekonomi yang disebabkan oleh digitalisasi informasi yang dilakukan oleh komputer (Brynjolfsson & Kahin 2000). Ekonomi digital dapat didefinisikan sebagai penggunaan secara luas (pervasif) terhadap teknologi informasi yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, aplikasi dan telekomunikasi dalam setiap aspek perekonomian yang meliputi opearsi internal organisasi (bisnis, pemerintahan dan nirlaba), transaksi antar organisasi dan transaksi antara individu, yang dapat bertindak baik sebagai konsumen, masyarakat maupun organisasi (Malecki & Moriset 2008). Ekonomi digital meliputi barang dan jasa yang di dalam proses pengembangan, produksi, penjualan dan penyediannya memiliki ketergantungan yang erat dengan teknologi digital, kontras dengan pengertian diatas, ekonomi informasi melingkupi semua barang dan jasa informasi yang dapat berupa publikasi, hiburan, riset, hukum, jasa asuransi, dan pengajaran dalam berbagai bentuk (Kling & Lamb 2008).
Ada dua faktor penting yang sangat menentukan pencapaian kesuksesan dalam ekonomi digital yaitu kreatifitas individu dan teknologi informasi. Kesuksesan dalam ekonomi digital sangat bertumpu pada kemampuan individu untuk selalu melakukan inovasi-inovasi secara konstan dan berkelanjutan, sementara itu teknologi informasi berperan sebagai pemampu dan fasilitator dalam pengelolaan informasi dan managemen pengetahuan, sehingga proses-proses yang berlangsung dalam kreasi, manipulasi dan distribusi informasi dan pengetahuan tersebut menjadi lebih efisien dan efektif.
Telah kita ketahui bersama bahwa perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat serta menyentuh hampir setiap aspek kehidupnan. Dan kelak tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa menghindar dari keterkaitan dan keterlibatan teknologi informasi dalam kegiatan perekonomian. Hal ini dibuktikan bahwa dari beberapa negara telah menempatkan sektor teknologi informasi sebagai motor penggerak pembangunan yang sangat penting.
Sebagai contoh negara Malaysia yang sejak beberapa tahun lalu telah mempersiapkan diri untuk melakukan lompatan jauh ke depan melalui pembangunan Multimedia Super Corridor (MSC). Di era globalisasi teknologi informasi saat ini, Malaysia merasa harus mencari alternatif baru untuk memberikan nilai unggul dalam perekonomianya. Hal ini dapat dilakukan melalui penciptaan suatu industri jasa yang kuat, yang tidak lagi hanya mengandalkan kepada industri-industri manufaktur bernilai-tambah rendah dan padat karya, melainkan industri-industri yang bukan saja sesuai dengan era informasi tetapi sepenuhnya menggunakan teknologi informasi yang tercanggih. Untuk itulah pemerintah Malaysia mengambil keputusan untuk membangun Multimedia Super Corridor (MSC). dan diperkirakan tahun 2020 Malaysia telah siap eningkatkan kapsitas industri dan perdaganganya, yang sepenuhnya didukung oleh sistem teknologi informasi dan multimedia yang mutakhir.
Dan tidak ada satu negara pun di dunia kelak yang bisa menghindari keterkaitan atau bias dari teknologi informasi. Hal ini sudah mulai kita rasakan, dan terbukti bahwa beberapa negara telah menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu motor penggerak utama dan pemacu pembangunan. Malaysia, misalnya, yang sejak beberapa tahun yang lalu telah mempersiapkan diri untuk melakukan lompatan jauh ke depan melalui pembangunan Multimedia Super Corridor (MSC).
Dalam era perdagangan dan pembangunan ekonomi mendatang, khususnya di era globalisasi, Malaysia menganggap tak mungkin lagi bisa bertahan hanya dengan mengandalkan industri-industri manufaktur konvensional. Karenanya, jika ingin lebih unggul dan lebih maju dalam kompetisi dunia, Malaysia harus mampu mencari alternatif baru yang merupakan satu nilai unggulan utama. Hal ini dapat dilakukan melalui penciptaan suatu industri jasa yang kuat, yang tidak lagi hanya mengandalkan kepada industri-industri manufaktur bernilai-tambah rendah dan padat karya, melainkan industri-industri yang bukan saja sesuai dengan era informasi tetapi sepenuhnya menggunakan teknologi informasi yang tercanggih. Untuk itulah, pada akhirnya, pemerintah Malaysia mengambil keputusan untuk membangun apa yang sekarang ini dikenal sebagai Multimedia Super Corridor (MSC), yang pembangunannya diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 20 tahun. Sehingga pada tahun 2020 mendatang, Malaysia telah siap meningkatkan kapasitas industri dan perdagangannya, yang sepenuhnya didukung oleh sistem teknologi informasi dan multimedia yang mutakhir.
Tak jauh berbeda dengan negara Malaysia. Australia telah lebih dulu mengambil langkah berani dengan menempatkan ekonomi digital di level kementerian, yakni ABCD (Australian Broadband Communications and Digital Economy). Hal ini menunjukkan keyakinan pemerintah Australia yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi digital dunia di masa mendatang.
Sebagai negara berkembang, Indonesia harus mengambil langkah serius untuk mulai mengembangkan ekonomi digital. Karena pada akhirnya Indonesia tidak akan mampu terhindar dari pengaruh globalisasi kemajuan teknologi informasi pada semua aspek kehidupan bangsa. Berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah perkembangan teknologi informasi yang cepat belum sepenuhnya dapat diikuti oleh masyarakat, belum meratanya pembangunan infrastruktur teknologi informasi juga membuat pasar perangkat (software maupun hardware) terbatas. Masih banyaknya pembajakan terhadap produk software dan konten di Indonesia. Disamping itu juga disebabkan masih terbatasnya sumber daya manusia di bidang teknologi informasi, serta daya beli masyarakat terhadap produk teknologi informasi relatif lemah dan terbatas.
|
1 komentar:
Posting Komentar